Kamis, 16 Mei 2013

contoh kasus behavioristik


Contoh Kasus Dalam Teori Behavioristik


Jono baru saja beranjak dari SMP menuju SMA. Ia masuk ke SMA yang terkenal sebagai SMA yang dihuni oleh orang-orang kelas atas. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong menengah kebawah. Awalnya orang tua Jono tidak memperbolehkan Jono masuk kesekolah tersebut karena takut Jono terpengaruh gaya hidup mereka. Namun paksaan Jono yang yang sedemikian rupa membuat orang tuanya luluh juga. 
Setelah beberapa lama berada disekolah itu, Jono seperti mengalami diskriminasi karena ia tidak pernah mau untuk ikut bermain dengan teman-temannya saat ia diajak. Sedikit demi sedikit, Ia mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh. Namun lama kelamaan, ia mulai merasa kesepian. Bahkan, teman-temannya senang sekali mengerjai Jono. Perilaku teman-temannya mulai membuat Jono tidak fokus. Prestasi belajar mulai menurun. Ini membuat Jono selalu stress.
Keadaan seperti ini mulai mengubah Jono. Jono yang selama ini selalu rendah hati mulai merasa harus seperti teman-temannya. Akhirnya muncul juga keinginan untuk bermain dengan teman-teman. Ia mencuri uang orang tuanya untuk bisa berpenampilan seperti teman-temannya. Keadaan hidup seperti ini membuat ia tak nyaman. Ia ingin sekali tidak seperti ini, namun itu hanya tinggal keinginan saja. Ketakutan akan dikucilkan membuat ia tetap menjalankan kebiasaan buruk ini.

Contoh Kasus Dalam Teori Person Centered
Hari ini adalah hari pembagian nilai ujian mid semester. Tidak biasanya Ucup mendapat rangking terakhir. Hasilnya ini membuat terkejut semua yang melihatnya. Wajar saja, Ucup merupakan siswa yang dianggap berotak encer oleh teman-temannya. Ia selalu mendapat rangking tiga besar setiap pembagian rapot. Demikian juga dengan hasil-hasil ujian, baik ujian mid semester maupun ujian akhir semester. Ia selalu mendapat nilai yang sangat baik.


Hasil buruk yang didapat oleh Ucup ternyata berasal dari kehidupan rumahnya. Ucup merupakan seorang anak angkat. Ia tidak pernah mendapat pujian dari kedua orang tua angkatnya. Bahkan orang tuanya tidak pernah melihat semua keberhasilan yang didapat oleh Ucup. Saat Ucup menceritakan hal-hal yang ia raih, orang tuanya seperti tidak mendengarkan. Ini membuat Ucup merasa orang tuanya tidak pernah puas terhadap apa yang ia raih selama ini. Ini bertolak belakang dengan kakak dan adiknya. Kakak dan adik Ucup juga meraih hasil belajar yang sama. Namun mereka selalu mendapat penghargaan dari kedua orang tuanya. 
Semua yang dialami oleh Ucup membuat ia menjadi “drop”. Semangat yang selama ini selalu membara seolah hilang tertiup angin. Ucup merasa seharusnya ia mendapat perlakuan yang sama dengan kedua saudaranya walaupun ia seorang anak angkat.

3 komentar:

  1. semua calon konselor harus mengetahui contoh kasus tiap pebdekata2 dlm bk

    BalasHapus
  2. Behaviorisme dan behavioristik itu sama atau beda ?

    BalasHapus