Contoh Kasus Dalam Teori Behavioristik
Jono baru saja beranjak
dari SMP menuju SMA. Ia masuk ke SMA yang terkenal sebagai SMA yang dihuni oleh
orang-orang kelas atas. Padahal ia berasal dari keluarga yang tergolong
menengah kebawah. Awalnya orang tua Jono tidak memperbolehkan Jono masuk
kesekolah tersebut karena takut Jono terpengaruh gaya hidup mereka. Namun
paksaan Jono yang yang sedemikian rupa membuat orang tuanya luluh juga.
Setelah beberapa lama
berada disekolah itu, Jono seperti mengalami diskriminasi karena ia tidak
pernah mau untuk ikut bermain dengan teman-temannya saat ia diajak. Sedikit
demi sedikit, Ia mulai merasa dikucilkan. Awalnya, ia tidak terpengaruh. Namun
lama kelamaan, ia mulai merasa kesepian. Bahkan, teman-temannya senang sekali mengerjai
Jono. Perilaku teman-temannya mulai membuat Jono tidak fokus. Prestasi belajar
mulai menurun. Ini membuat Jono selalu stress.
Keadaan seperti ini mulai mengubah Jono. Jono yang selama ini selalu rendah
hati mulai merasa harus seperti teman-temannya. Akhirnya muncul juga keinginan
untuk bermain dengan teman-teman. Ia mencuri uang orang tuanya untuk bisa
berpenampilan seperti teman-temannya. Keadaan hidup seperti ini membuat ia tak
nyaman. Ia ingin sekali tidak seperti ini, namun itu hanya tinggal keinginan
saja. Ketakutan akan dikucilkan membuat ia tetap menjalankan kebiasaan buruk
ini.
Contoh Kasus Dalam Teori Person Centered
Hari ini adalah hari pembagian nilai ujian mid
semester. Tidak biasanya Ucup mendapat rangking terakhir. Hasilnya ini membuat
terkejut semua yang melihatnya. Wajar saja, Ucup merupakan siswa yang dianggap
berotak encer oleh teman-temannya. Ia selalu mendapat rangking tiga besar
setiap pembagian rapot. Demikian juga dengan hasil-hasil ujian, baik ujian mid
semester maupun ujian akhir semester. Ia selalu mendapat nilai yang sangat
baik.
Hasil buruk yang didapat
oleh Ucup ternyata berasal dari kehidupan rumahnya. Ucup merupakan seorang anak
angkat. Ia tidak pernah mendapat pujian dari kedua orang tua angkatnya. Bahkan
orang tuanya tidak pernah melihat semua keberhasilan yang didapat oleh Ucup.
Saat Ucup menceritakan hal-hal yang ia raih, orang tuanya seperti tidak
mendengarkan. Ini membuat Ucup merasa orang tuanya tidak pernah puas terhadap
apa yang ia raih selama ini. Ini bertolak belakang dengan kakak dan adiknya.
Kakak dan adik Ucup juga meraih hasil belajar yang sama. Namun mereka selalu
mendapat penghargaan dari kedua orang tuanya.
Semua yang dialami oleh Ucup membuat ia menjadi “drop”. Semangat yang
selama ini selalu membara seolah hilang tertiup angin. Ucup merasa seharusnya
ia mendapat perlakuan yang sama dengan kedua saudaranya walaupun ia seorang
anak angkat.
semua calon konselor harus mengetahui contoh kasus tiap pebdekata2 dlm bk
BalasHapusBH deui yah?
BalasHapusBehaviorisme dan behavioristik itu sama atau beda ?
BalasHapus